Hubungi : 0878 4447 0154

Upaya mengembalikan Marwah Jiwa Integritas Anak Muda: Dosen Universitas Sains Indonesia Menggelar Kegiatan Pengabdian Masyarakat


Kamis, 12 Juni 2025 - Dalam semangat memperkuat karakter generasi muda dan membangun kesadaran nilai-nilai integritas, dosen dari tiga perguruan tinggi ternama, yaitu Universitas Sains Indonesia, Universitas Satyagama, dan Universitas Mercu Buana, menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bersama. Kegiatan ini berlangsung di SMA Tandika Pertiwi, Cinere, Depok Jawa Barat, dengan mengusung tema: “Pemuda Berintegritas; Edukasi Anti Korupsi Berbasis Ilmu Sosial dan Komunikasi

Pengabdian ini menjadi wadah kolaborasi lintas kampus dalam mendidik dan membimbing generasi muda agar tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral yang kokoh di tengah tantangan era digital, disrupsi teknologi, serta krisis etika di media sosial.

Vania Utamie Subiakto dosen Ilmu Komunikasi Universitas Sains Indonesia mengatakan bahwa Nilai-nilai Pancasila seharusnya menjadi pedoman dalam setiap bentuk komunikasi, Dimana Generasi muda harus mampu menyaring informasi, menghindari ujaran kebencian, hoaks, dan polarisasi identitas, serta membangun dialog yang inklusif dan toleran, ujarnya. Namun tidak hanya itu, generasi muda juga harus mampu menjunjung tinggi prinsip musyawarah dan menghormati perbedaan, komunikasi antar generasi muda menjadi jembatan bagi kohesi sosial. Tidak hanya itu, Menurut Salim Bugis, Dosen Universitas Satyagama, Di tengah tantangan integritas yang terus berkembang di era globalisasi, peran generasi muda dalam membangun bangsa yang bersih dan bermartabat menjadi semakin penting. Tema “Pemuda Berintegritas: Edukasi Antikorupsi Berbasis Ilmu Sosial dan Komunikasi” menekankan pentingnya pendekatan multidisipliner dalam menanamkan nilai-nilai antikorupsi sejak dini, khususnya melalui ilmu sosial dan komunikasi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari kaum muda.

Dengan membekali pemuda dengan pemahaman tentang etika, nilai-nilai Pancasila, serta komunikasi yang efektif, diharapkan mereka mampu menjadi agen perubahan yang menjunjung tinggi kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab sosial. Edukasi antikorupsi bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga pembentukan karakter dan budaya yang kuat dalam masyarakat. Menurut Arfan, dosen dari Universitas Mercu Buana, menyampaikan bahwa "Etika bukan hanya sekadar aturan sosial, tetapi merupakan cerminan dari nilai-nilai agama yang mengajarkan tanggung jawab moral kepada Tuhan dan sesama manusia. Dalam Islam, setiap individu diajarkan untuk memperbaiki diri sebelum menuntut orang lain, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: 'Ibda’ binafsik' — mulailah dari dirimu sendiri." Menurut Arfan, prinsip ini sangat relevan di era digital saat ini, di mana tantangan etika semakin kompleks. "Transparansi, integritas, dan tanggung jawab dalam berperilaku—baik di dunia nyata maupun digital—harus dimulai dari kesadaran pribadi. Etika digital, misalnya, bukan hanya soal kepatuhan hukum, tapi juga soal menjaga akhlak, kejujuran, dan empati terhadap sesama pengguna." Ia menambahkan bahwa pendekatan etika berbasis agama dapat menjadi pondasi kuat dalam membentuk perilaku profesional yang berintegritas. "Dengan menjadikan nilai-nilai spiritual sebagai panduan, kita tidak hanya membentuk pribadi yang bermoral, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih adil, manusiawi, dan berkeadaban."

Melalui adanya Kolaborasi kegiatan pengabdian Masyarakat ini untuk membangkitkan kembali kesadaran anak muda akan pentingnya nilai kejujuran, tanggung jawab, dan sikap kritis. Di tengah derasnya arus informasi, integritas menjadi pegangan utama agar mereka tidak larut dalam perilaku destruktif,” ujar Vania Utamie Subiakto, salah satu dosen Universitas Sains Indonesia yang turut menjadi narasumber. Berbagai sesi edukatif seperti workshop, diskusi interaktif, serta pemaparan studi kasus nyata, para dosen menekankan pentingnya integritas sebagai fondasi kepemimpinan masa depan. Para peserta kegiatan yang terdiri dari pelajar SMA, mahasiswa, serta komunitas pemuda terlihat antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Dewi T. Komalasari Dosen Universitas Satyagama mengatakan bahwa Pemuda hebat bukan yang paling pintar, tapi yang paling jujur dan berani menjaga nilai-nilai integritas.

Pernyataan ini mencerminkan komitmen Universitas Sains Indonesia, Universitas Satyagama dan Universitas Mercu Buana dalam mendorong integrasi antara ilmu pengetahuan, nilai kemanusiaan, dan ajaran moral spiritual dalam menghadapi tantangan zaman.

Kegiatan ini juga diakhiri dengan adanya Pakta Integritas dan Deklarasi yang dilakukan oleh anak muda untuk mempunyai jiwa integritas, jujur, bertanggung jawab dan disiplin. Tidak hanya itu generasi muda mampu menjunjung tinggi integritas, menjauhi hoaks dan ujaran kebencian, serta berkomitmen menjadi generasi muda yang berkarakter dan berkontribusi positif bagi bangsa.